Wednesday, 12 August 2015

MATERIAL PENYUSUN BETON BERTULANG

Penyusun Beton

Beton merupakan campuran antara bahan agregat halus dan kasar dengan pasta semen (kadang-kadang juga ditambahkan admixtures), campuran tersebut apabila dituangkan ke dalam cetakan kemudian didiamkan akan menjadi keras seperti batuan. Proses pengerasan terjadi karena adanya reaksi kimiawi antara air dengan semen yang terus berlangsung dari waktu ke waktu, hal ini menyebabkan kekerasan beton terus bertambah sejalan dengan waktu. Beton dapat juga dipandang sebagai batuan buatan di mana adanya rongga pada partikel yang besar (agregat kasar) diisi oleh agregat halus dan rongga yang ada di antara agregat halus akan diisi oleh pasta (campuran air dengan semen) yang juga berfungsi sebagai bahan perekat sehingga semua bahan penyusun dapat menyatu menjadi massa yang padat. 
1. Semen
Semen portland adalah semen hidraulis yang dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker yang terutama terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidraulis dengan gips sebagai bahan tambahan.
 Perubahan komposisi kimia semen yang dilakukan dengan cara mengubah persentase 4 komponen utama semen dapat menghasilkan beberapa jenis semen sesuai dengan tujuan pemakaiannya. Standar industri di Amerika (ASTM) maupun di Indonesia (SNI) mengenal 5 jenis semen, yaitu :
a.    Jenis I, yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan  persyaratan-persyaratan khusus.
b.    Jenis II, yaitu semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang.
c.    Jenis III, yaitu semen portland yang dalam penggunaannnya menuntut persyaratan Kekuatan awal yang tinggi setelah pengikatan terjadi.
d.    Jenis IV, yaitu semen portland yang dalam penggunaannya menuntut panas hidrasi yang rendah.
e.    Jenis V, yaitu semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat yang sangat baik. 
2. Air
Air merupakan bahan penyusun beton yang diperlukan untuk bereaksi dengan semen, yang juga berfungsi sebagai pelumas antara butiran-butiran agregat agar dapat dikerjakan dan dipadatkan. Proses hidrasi dalam beton segar membutuhkan air kurang lebih 25% dari berat semen yang digunakan, tetapi dalam kenyataan jika nilai faktor air semen kurang dari 35% beton segar menjadi tidak dapat dikerjakan dengan sempurna sehingga setelah mengeras beton yang dihasilkan menjadi keropos dan memiliki kekuatan yang rendah. Kelebihan air dari proses hidrasi diperlukan untuk syarat-syarat kekentalan (consistency) agar dapat dicapai suatu kelecakan (workability) yang baik. Kelebihan air ini selanjutnya akan menguap atau tertinggal di dalam beton sehingga menimbulkan pori-pori (capillary poreous) di dalam beton yang sudah mengeras.
3. Agregat
Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran mortar atau beton. Agregat ini kira-kira menempati sebanyak 70% dari volume mortar atau beton. Pemilihan agregat merupakan bagian yang sangat penting karena karakteristik agregat akan sangat mempengaruhi sifat-sifat mortar atau beton (Tjokrodimuljo, 1996).
TABEL 1.2   BATAS-BATAS GRADASI AGREGAT HALUS MENURUT SNI 03-2834-1992
Ukuran
Saringan

Persentase Berat yang Lolos Saringan
Gradasi
Zone I
Gradasi
Zone II
Gradasi
Zone III
Gradasi
Zone IV
9,60 mm
100
100
100
100
4,80 mm
90-100
90-100
90-100
95-100
2,40 mm
60-95
75-100
85-100
95-100
1,20 mm
30-70
55-90
75-100
90-100
0,60 mm
15-34
35-59
60-79
80-100
0,30 mm
5-20
8-30
12-40
15-50
0,15 mm
0-10
0-10
0-10
0-15

TABEL 1.3   BATAS-BATAS GRADASI AGREGAT KASAR
Ukuran Saringan

Persentase Berat yang Lolos Saringan
5 mm sampai 38 mm
5 mm sampai 18 mm
38,0 mm
90-100
100
19,0 mm
35-70
90-100
9,6 mm
10-40
50-85
4,8 mm
0-5
0-10

Ukuran agregat dalam prakteknya secara umum digolongkan ke dalam 3 kelompok yaitu :
a. Batu, jika ukuran butiran lebih dari 40 mm.
b. Kerikil, jika ukuran butiran antara 5 mm sampai 40 mm.
c. Pasir, jika ukuran butiran antara 0,15 mm sampai 5 mm.
Butiran yang lebih kecil dari 0,15 mm dinamakan “silt” atau tanah (Tjokrodimuljo, 1996).
TABEL 1.4   PERSYARATAN KEKERASAN AGREGAT KASAR
Kekuatan
Beton
Maksimum bagian yang hancur dengan Mesin Los Angeles,
Lolos Ayakan 1,7 mm (%)
Kelas I (sampai 10 MPa)
50
Kelas II (10MPa-20MPa)
40
Kelas III (di atas 20 MPa)
27

Berkaitan dengan pekerjaan konstruksi beton bertulang, ukuran maksimum nominal agregat kasar harus tidak melebihi:
a.    1/5 jarak terkecil antara sisi-sisi cetakan, ataupun
b.    1/3 ketebalan pelat lantai, ataupun
c.    3/4 jarak bersih minimum antara tulangan-tulangan atau kawat-kawat, bundel tulangan, atau tendon-tendon pratekan atau selongsong-selongsong.
4. Bahan tambah
Bahan tambah yaitu bahan selain unsur pokok pada beton (air, semen dan agregat) yang ditambahkan pada adukan beton, baik sebelum, segera atau selama pengadukan beton dengan tujuan mengubah satu atau lebih sifat-sifat beton sewaktu masih dalam keadaaan segar atau setelah mengeras. Fungsi-fungsi bahan tambah antara lain: mempercepat pengerasan, menambah kelecakan (workability) beton segar, menambah kuat tekan beton, meningkatkan daktilitas atau mengurangi sifat getas beton, mengurangi retak-retak pengerasan dan sebagainya. Bahan tambah diberikan dalam jumlah yang relatif sedikit dengan pengawasan yang ketat agar tidak berlebihan yang berakibat memperburuk sifat beton (Tjokodimuljo, 1996).  Bahan tambah menurut maksud penggunaannnya dibagi menjadi dua golongan yaitu admixtures dan additives.
Menurut Tjokrodimuljo (1996), bahan tambah dapat dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu :
a.    Chemical Admixtures merupakan bahan tambah bersifat kimiawi yang dicampurkan pada adukan beton dengan maksud agar diperoleh sifat-sifat yang berbeda pada beton dalam keadaan segar maupun setelah mengeras, misalnya sifat pengerjaannya yang lebih mudah dan waktu pengikatan yang lebih lambat atau lebih cepat. Superplasticizer merupakan salah satu jenis chemical admixure yang sering ditambahkan pada beton segar. Pada dasarnya penambahan superplasticizer dimaksudkan untuk meningkatkan kelecakan, mengurangi jumlah air yang diperlukan dalam pencampuran (faktor air semen), mengurangi slump loss, mencegah timbulnya bleeding dan segregasi, menambah kadar udara (air content) serta memperlambat waktu pengikatan (setting time).
b.    Pozolan (pozzolan) merupakan bahan tambah yang berasal dari alam atau buatan yang sebagian besar terdiri dari unsur-unsur silikat dan aluminat yang reaktif. Pozolan sendiri tidak mempunyai sifat semen, tetapi dalam keadaan halus bereaksi dengan kapur bebas  dan air menjadi suatu massa padat yang tidak larut dalam air. Pozolan dapat ditambahkan pada campuran adukan beton atau mortar (sampai batas tertentu dapat menggantikan semen), untuk memperbaiki kelecakan (workability), membuat beton menjadi lebih kedap air (mengurangi permeabilitas) dan menambah ketahanan beton atau mortar terhadap serangan bahan kimia yang bersifat agresif. Penambahan pozolan juga dapat meningkatkan kuat tekan beton karena adanya reaksi pengikatan kapur bebas (Ca(OH)2) oleh silikat atau aluminat menjadi tobermorite (3.CaO.2SiO2.3H2O). Pozolan yang saat ini telah banyak diteliti dan digunakan antara lain silca fume, fly ash, tras alam dan abu sekam padi (Rice Husk Ash).   
c.    Serat (fibre) merupakan bahan tambah yang berupa asbestos, gelas /kaca, plastik, baja atau serat tumbuh-tumbuhan (rami, ijuk). Penambahan serat ini dimaksudkan untuk meningkatkan kuat tarik, menambah ketahanan terhadap retak, meningkatkan daktilitas dan ketahanan beton terhadap beban kejut (impact load) sehingga dapat meningkatkan keawetan/durabilitas beton, misalnya pada perkerasan jalan raya atau lapangan udara, spillway serta pada bagian struktur beton yang tipis untuk mencegah timbulnya keretakan.

Sunday, 9 August 2015

Momen Terindah Dalam Hidupkku Adalah Kelahiran Anakku

          Sudah lama tidak menulis blog, alhamdulillah dengan menyempatkan waktu ditengah-tengah aktifitas yang ada saya punya kesempatan untuk menulis lagi. Kali ini saya ingin menceritakan perasaan terdalam saya atas kelahiran anak pertamaku. Suatu hal yang luar biasa, hal yang paling indah dalam hidup saya, momen paling mengharukan dalam hidup saya. Ya kelahiran anakkku ARANSHA ZAQI ADZANI. Bintang kehidupanku, Buah Hatiku, Surgaku, Semangat Kehidupanku.
          Kelahiran ZAQI adalah momen yang tidak akan saya bisa lupakan, karena hampir bertepatan saat saya ujian Pendadaran. hehehehe. Ya saya memang belum lulus kuliah D3 saat memutuskan untuk menikah. Saat itu konsentrasi saya bener-bener harus terpecah dua antara LULUS KULIAH dan MENDAMPINGI SELALU ISTRIKU sebelum proses persalinan. Awalnya saya harus fokus dulu untuk persiapan ujian, sebagai mahasiswa walaupun saya tidak pinter-pinter banget tapi saya yakin kalau ujian Pendadaran saya yang jatuh pada tanggal 9 Mei 2012 akan berjalan lancar. Dan Alhamdulillah saat ujian Pendadaran semua berjalan lancar walaupun saat ujian saya di bombardir pertanyaan-pertanyaan dari Dosen-dosen Penguji yang memang terkenal Killer. Hehehe. (Maksudnya Beliau terkenal pintar dan tegas).
          Setelah selesai ujian akhirnya saya bisa benar-benar fokus mendampingi istri, walaupun masi belum tahu tanggal pasti kelahiran anakku. Yang jelas 3 hari sebelum kelahiran anakku, ya istriku ketubannya sudah pecah. Istriku mengalami beban yang luar biasa. 3 hari istriku tidak bisa tidur dan susah makan, saya pun demikian karna harus bolak-balik (naek motor) ke rumah sakit (alhamdulillah saat itu rumah kontrakan saya deket dengan Rumah Sakit Bayi dan Anak) karena saya pikir sudah akan melahirkan. Tapi saat di cek ternyata belum karena masih pembukaan 1 jadi masih bisa pulang dulu. Mungkin karena baru anak pertama jadi istriku merasakan sakit yang luar biasa, jadi saat istriku merasakan sakit saya langsung mengantar ke rumah sakit. Tapi ya begitu jawaban dari bidan masih pembukaan satu jadi masih boleh pulang dulu.

          Kamis pagi pada tanggal 11 Mei 2012, akhirnya istriku boleh tinggal di rumah sakit. Waktu yang menurut saya terasa sangat lama, saya pun harus bolak-balik rumah mempersiapkan apa saja yang harus saya bawa untuk perlengkapan di rumah sakit. Ditengah kondisi tidak tidur 3 hari dan tidak makan saya pun tegang luar biasa. Dari siang sampai malam pun saya tetap setia mendampingi istri saya ditengah sakit yang istri saya alami. Akhirnya tepat pukul 19.35 WIB hal yang paling indah terjadi. Malaikat kecilku akhirnya lahir di dunia ini. Perasaan Capek dan Lapar pun hilang dalam sekejap. Sungguh sebuah momen yang luar biasa dalam hidupku.
        Perasaan senang luar biasa yang tidak bisa saya ungkapkan dengan kata-kata. Setelah lahir anakku langsung di tidurkan di pelukan ibunya (bahasanya Skin To Skin) sambil proses penjahitan yang dilakukan bidan untuk istriku setelah persalinan. Setelah itu anakku langsung di ukur berat dan panjangnya yang dilakukan oleh perawat. Setelah anakku di pakaikan popok dan di bedong, langsung saya Adzani dan Qomat di kanan dan kiri telinga kecilny.
          Besoknya saya langsung mempersiapkan nama untuk anakku. Selama ini Orang Tuaku sudah memberikan ide untuk nama anakku, tapi saya masih belum sreg atau pas dengan pemberian nama oleh Orang Tuaku. Akhirnya dengan mengambil harapan saya untuk kedepannya, saya menemukan nama yang pas untuk anakku. Dengan bahasa Arab ku beri nama anakku "ARANSHA ZAQI ADZANI" yang artinya "SEORANG PEMIMPIN CERDAS YANG BERSIH, YANG MEMPUNYAI KEKUATAN DAN KEKUASAAN". 
          Alhamdulillah sebuah hal yang paling luar biasa dalam hidupku. Momen yang tidak bisa saya lupakan adalah saat kelahiranmu nak. Abi benar-benar tidak bisa menuliskan kata-kata yang lebih indah selain kelahiranmu nak. Walaupun ada sedikit penyesalan saat anakku berumur 10 Bulan saya harus kerja merantau di kota orang. Saya melewatkan momen saat anakku belajar berjalan dan sampai bisa berjalan. 
         Akhirnya saya memutuskan untuk resign dan kembali berkumpul bersama keluarga. Dan saya pun memutuskan untuk melanjutkan sekolah kembali. Sambil meniti karir dikota Yogyakarta yang penting bisa bersama dan berkumpul dengan anak istriku. Love You My Boy. Kiss Hug Daddy.

Friday, 17 May 2013

Pekerjaan Wash Bore



Survey Pendahuluan
Sebelum pelaksanaan dimulai diperlukan survey lapangan untuk mendapatkan data-data lapangan antara lain:

Pengukuran
Pekerjaan pengukuran dimulai dengan menentukan titik-titik BM yang telah ada dilapangan, kalau belum maka harus dibuat titik BM sebagai master referensi.
Dari titik-titik BM ini dapat ditarik kelokasi terdekat dengan tempat pengeboran sebagai titik-titik referensi atau sebagai acuan penentuan titik-titik bored pile.
Adapun titik-titik bored pile ditentukan dengan menarik sudut dan jarak dari titik referensi ini ke titik bored pile.
Titik-titik bored pile ini dibuat dari batang kayu runcing yang ditanam dalam tanah, dan tepat pada titik tersebut dipasang paku yang diikat dengan rafia agar mudah untuk mendapatkan bila titik tenggelam dalam tanah.
Peralatan pengukuran yang diperlukan sebagai berikut :
1.  Theodolite
2.   Meteran
3.   Palu
4.   Wooden stick
5.   Paku

Pekerjaan Pengeboran (Wash Bore System)
1.      Mula-mula mesin bor yang telah dirakit (set up) dengan casagrande kita arah kelokasi   yang akan di bor.
2.   Pemasangan swifel, hose, pembuatan bak penampung.
3.   Pemasangan mata bor (tungsten bit) sebanyak 16 bh, chek verticality Rod.
4.   Setelah semua persiapan selesai, maka segera pengeboran dapat segera dimulai.
5.      Dengan memutar rotary maka rod dan mata bor akan berputar dan secara perlahan-han.
6.      Air ini akan memenuhi lubang bor dan luber (over flow) yang akan mengalir menuju ke bak penampungan.
7.      Dari bak penampungan ini air/slurry ini akan dialirkan kembali kedalam lubang bored pile sehingga membentuk sirkulasi.
8.      Pada proses sirkulasi ini tanah atau lumpur hasil pengeboran akan terangkat dan mengendap pada bak penampungan, yang secara periodik tanah atau Lumpur ini diambil dan dibuang ke tempat pembuangan (disposal area).
9.      Rod pipe diam. 3” dibuat @ 3 meter, maka apabila rod pertama habis, segera disambung dengan rod berikutnya, sampai tercapai kedalaman yang diharapkan.
10.  Karena lubang bor secara bertahap makin dalam, maka air secara bertahap juga ditambahkan, sehingga sirkulasi berjalan dengan lancar/normal.
11.  Setelah kedalaman yang direncakan tercapai, maka dilakukan proses cleaning, yaitu membiarkan rod tetap berputar tanpa menurunkan rod dengan menggunakan aliran air (fresh water) kira-kira 10 menit, dan diperkirakan tanah atau lumpur endapan sudah terangkat semua. 
12. Sampai disini proses pembuatan lubang bored pile dinyatakan selesai.

Pengecoran (Pouring Concrete)
1.   Setelah proses pembuatan lubang bor dinyatakan selesai maka proses pengecoran dapat segera dimulai.
2.   Mula-mula steel cage yang sudah dirakit di workshop dan dipasang spacer dimasukkan secara perlahan-lahan agar tidak merusak lubang yang sudah jadi.
3.   Apabila lebih dari 12 meter, maka dilakukan penyambungan, penyambungan dengan kawat bendrat dan tig weld.
4.   Pada ujung paling atas dipasang hook, untuk dikaitkan pada casing agar tidak jatuh atau lepas.
5    Kemudian dilanjutkan pemasangan tremie, panjang segment tremie ini bervariasi.
6    Tremie dipasang sesuai kedalaman yang direncanakan.
7.   Ujung paling atas dari tremie ini disambungkan ke cororng
8.   Pada kondisi ini pengecoran sudah siap dimulai.
9.   Setelah truck mixer datang maka segera dibuat test slump (slump ï 16 cm) dan kubus beton.
10. Selanjutnya pengecoran segera dimulai dengan menuangkan concrete kedalam corong.
11. Pengecoran dilanjutkan secara bertahap, apabila sudah terasa berat maka pipa tremie dapat dipotong sesuai kebutuhan, dengan tetap menjaga agar ujung bawah tremie tetap tenggelam dalam concrete ï -2 meter.
12  Setelah concrete penuh atau meluap, ditunggu sampai didapatkan fresh concrete sehingga sudah dapat dipastikan lubang telah penuh concrete.
13. Segera pipa tremie dan casing dicabut, maka proses pembuatan bored pile dinyatakan telah selesai.

Daftar Alat

1.   Drilling m/c (mesin wash bor)
2.   Pipa rod, mata rod, swifel.
3.   Submersible pump.
4.   Hose.
5.   Pipa tremie.
6.   Corong.
7.   Theodolite
8.      Waterjet.

Pekerjaan Bore Pile



Pekerjaan Pendahuluan.
-    Survey / Pengukuran.
Sebelum pekerjaan bore pile dimulai, maka terlebih dahulu harus dilakukan pembuatan titik titik  pile yang akan dibuat lubang.
Untuk membuat titik pile tersebut, maka harus dilakukan pengukuran terhadap titik referensi, dimana titik referensi tersebut ditunjuk oleh owner atau main Kontraktor. Dan pengukuran dilakukan dengan menggunakan pesawat theodolite dan meteran, dengan mem-plot gambar rencana ke lapangan.
-    Setup Peralatan.
Setelah peralatan tiba dilapangan, maka segera dilakukan penyetelan peralatan, antara lain pemasangan boom pada crane service, pemasangan kellybar, swifel dan auger. 
-    Perakitan besi / Pembesian.
Besi rebar untuk tulangan bored pile harus dirakit di tempat yang ditentukan atau diluar lokasi pengeboran, yaitu dengan memasang besi utama/pokok dan besi spiral, dan pada setiap 2 meter pada besi spiral dipasang  spacer.




 
Pekerjaan Pengeboran.
-    Setelah alat bor sudah dirakit dan titik bored pile sudah disiapkan, maka segera dapat dilakukan pekerjaan pengeboran.
-   Mula mula mesin bor  ditempatkan pada lokasi yang akan dibor, lalu tepatkan mata auger pada titik bored pile.
-    Check verticality dari pada ladder atau Kelly bar, agar diperoleh tiang  yang vertical.
-   Kemudian segera dilakukan pekerjaan pre-boring dengan jalan memutar Kelly bar pada rotary yang selanjutnya Kelly bar diturunkan atau ditekan dengan jack secara perlahan.
-    Preboring dilakukan sampai kedalaman kira kira 3 meter, tanpa mengeluarkan tanah hanya untuk menghancurkan tanah.
-   Selanjutnya dilakukan pemasangan Steel casing dengan diposisikan oleh Service Crane dan dibantu Mesin Bore sampai kedalaman dimana tanah sudah tidak longsor lagi.
-   Kemudian diteruskan dengan pengeboran dengan menggunakan auger, dan tanah hasil pengeboran harus segera dipindahkan ke sekitar lokasi.
-  Setelah mencapai tanah keras sementara kedalaman yang dikehendaki belum tercapai, maka mata bor segera diganti dengan rock auger / core drill.
-    Pengeboran diteruskan sampai kedalaman yang ditentukan .


Pekerjaan Cleaning.
Setelah lobang bor selesai atau jadi, maka sebelum dilakukan pengecoran harus dilakukan cleaning, yaitu dengan menggunakan bucket cleaning yaitu bucket yang ada klepnya dimana tanah atau lumpur yang tersisa dapat diambil.    


Pekerjaan Pengecoran.
-   Setelah lobang bor selesai dibersihkan / cleaning, maka segera dilanjutkan dengan pemasangan Steel cage atau besi kranjangan yang telah dibuat / difabrikasi.
-    Steel cage ini harus dipasang spacer setiap jarak 2 meter.
-   Untuk besi yang lebih panjang dari 12 meter, harus dilakukan penyambungan yaitu dengan cara pengelasan / tig weld.
-   Terakhir besi ini harus digantung pada top casing dengan menggunakan hook dari rebar atau dengan cara diikat kawat putih.

Pemasangan Pipa Tremie
-  Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan pipa tremie, dimana pipa ini terdiri beberapa segmen.
-    Tiap segmen harus disambung dengan system drat.
-          Pipa tremie dipasang sedalam lobang bored pile.
-          Setelah selesai pemasangan pipa tremie terakhir, maka untuk paling atas disambung atau ditambah dengan corong concrete, dan selanjutnya digantung pada garpu tremie.
-          Terakhir dipasangkan bola plastik pada corong atau plastik yang diisi beton segar.



Pekerjaan Pengecoran.
-          Untuk tahap akhir dari pekerjaan bored pile ini adalah pekerjaan pengecoran, dimana setelah tremie terpasang dengan sempurna maka dilanjutkan dengan pengecoran tiang bored pile.
-          Setelah Ready mix concrete tiba dilokasi, segera dilakukan pengetesan terhadap nilai slump nya.
-          Setelah slump test selesai dilakukan, dilanjutkan dengan pembuatan kubus test sebanyak yang dibutuhkan.
-          Kemudian segera dilakukan pengecoran yaitu dengan menuangkan concrete dari truck mixer kedalam corong yang diteruskan kedalam lobang melalui tremie.
-          Pada pemakaian tremie, setelah concrete keluar dari ujung bawah tremie maka akan mendorong air, lumpur dan dan tanah ke atas.
-   Lakukan pengecoran secara continue, dan pada pemakaian tremie apabila dalam corong   sudah penuh concrete, maka tremie dapat dikocok-kocok atau ditarik naik turun sehingga concrete dapat keluar dengan lancar.
-          Apabila sudah terlalu berat atau panjang, maka pipa tremie dapat dipotong persegment.
-          Pada pemotongan tremie ini harus diperhatikan agar ujung paling bawah tremie tetap tenggelam dalam concrete antara1,5 – 2 meter.
-          Lanjutkan pengecoran sampai beton segar keluar dari lobang bored pile.
-          Apabila beton sudah penuh, maka segera dilakukan pencabutan tremie dan dilanjutkan pipa casing.
-          Maka tiang bored pile tersebut sudah jadi, selanjutnya lobang yang baru dicor harus dijaga agar tidak rusak.


Urutan Titik Pengeboran
-          Untuk pelaksanaan urutan titik pengeborannya harus dilakukan dengan cara melompat, artinya setelah titik 1 dilanjutkan ke titik 3 atau 4, hal ini dimaksudkan agar tiang yang baru selesai di cor tidak rusak atau terganggu oleh pengeboran disampingnya, artinya untuk mengebor disebelahnya kita harus menunggu sampai beton sudah setting atau keras.

MATERIAL PENYUSUN BETON BERTULANG

Penyusun Beton Beton merupakan campuran antara bahan agregat halus dan kasar dengan pasta semen (kadang-kadang juga ditambahkan admixtur...